Welcome home....

Assalamualaikum wr.wb
Rekan-rekan pembaca..selamat menikmati suguhan yang insyaallah bermanfaat dunia wal akherat...

"Pembaca yang baik meninggalkan komentar-komentar yang bermutu."

Senin, 24 Desember 2012

Goodbye "membaca"

Assalamualaikum to all readers..
Saya merasa lama kita tidak berjumpa yaa..*Sorry klo bahasa rada aneh, lama gak nulis Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kebanyakan ngomong dengan Bahasa Melayu, kebawa-bawa deh dalam tulisan*

Pernah atau tidakkah kita melambaikan tangan seraya mengucapkan "goodbye, see you, selamat tinggal" dan kata-kata perpisahan lainnya pada "membaca"?

Saya? lha ini, malam ini baru aja saya post "goodbye membaca" di FB dan anehnya kok ya ada 3 orang yang nge-like. Apakah yang terjadi dengan mereka bertiga??

Hmm, membaca... siapa yang gak kenal dengan membaca??

"duh ibu... anaknya pandai ya, kecil-kecil dah bisa membaca."
"Ibu, anaknya mulai membaca umur berapa? anak saya belum 2 tahun dah bisa membaca lho."
"Anak saya bisa membaca dulu lho baru berjalan."

Yap, itu mungkin beberapa contoh kalimat yang biasa kita denger bila ibu-ibu muda pada arisan. Iyah, sekali lagi ibu-ibu muda. Ibu-ibu muda emang hobinya ngegosip, anak kecil aja ampe digosipin. *lho. maaf OOT (out of Topic). koq jadi ngebahas ibu-ibu muda (baca: tante-tante) lagi. :p

Ok, balik ke membaca, So, gak mungkin kan kita mengucapkan kata perpisahan dengan membaca, bahkan orang yang memiliki kekurangan mata (*bukan mata satu yaaa ntar jadinya dajjal lagi) ato lebih tepatnya lemah dalam melihat ato buta (*pening nyari kiasan yang bagus) masih berusaha membaca melalui media huruf Braile (*ada gak siy blog untuk orang buta???)

Stop membaca artinya gak idup ato lebih tetapnya pupus (*bukan pipis)... hehehe

Membaca..dengan membaca kita bisa menulis..dengan menulis kita bisa tukar menukar ilmu (*wuahaha jadi inget pelajaran ekonomi, tukar menukar=jual beli)

Orang yang paling kaya adalah orang yang dengan membaca mampu menghasilkan tulisan yang dengan tulisan itu mampu diperjualbelikan dengan pahala sebagai mata uangnya.

gut nait :P

Read More......

Selasa, 06 November 2012

Kangaroo ato kangguru? sama aja koq

loncat sana loncat sini... ayoo.. layari imajinasi mu dan gambaran apa yang pertama kali "pop up"?

"Kangguruuuuu.." kata mereka yang duduk di sekolah rendah.
"Kangguruu.." bagi mereka tengah sekolah menengah.
"kangaroo..." bagi mereka yang udah akil baligh..

hahaha.. gak nyambung yaa
bukan..bukan.. maksudnya bukan itu. (bingung..jap ea..lagi mikir dulu)

Ooo..yes.. begini. boleh gak siy kita kias kan kangaroo dengan perilaku manusia yang suka lompat sana lompat sini. hmm..

coba deh yaa. manusia yang suka "lompat sana lompat sini" kebanyakan dikonotasikan negatif. ya gak? tapi bagi kangguru or kangaroo, lompat sana lompat sini emang udah kebiasaannya. tapi kangguru melompat dengan penuh tanggung jawab. at least.. dia melompat gak sampe anaknya yang ada di kantong terjatuh. Iya gak?

so pesan pertama bagi orang yang suka lompat sana sini, jangan sampe ganggu orang lain lebih-lebih buat orang lain susah..

Nah, pesan selanjutnya sila kawanku berimaginasi yaa..^^

Read More......

semangat yang makin hari makin pupus....TT

semangat or spirit kyknya sama aja deh.. semua hal gaib dan memahaminya butuh kepercayaan or iman yang kuat. So klo semangat lagi memudar mungkin saja secara tidak sadar (pan gue bilang juga hal gaib) keimanan kita lagi teruji (baca:melemah).

Nah, melemahnya iman selaras dengan ketakwaan. Mudahnya iman turun...si amin naek.. eh..salah.. iman turun besar kemungkinan sebab ketakwaan mulai jauh dari keseharian kita.

So..wahai diriku..mari kita kembali pada ketakwaan sehingga iman mu menjadi semangat^^

Read More......

Kamis, 07 Juni 2012

master in pharmaceutical science ato photography

"Mau jadi master in pharmaceutical science ato photography niy?", ujar salah seorang teman.
Saya seperti biasa, senyum aja deh. hahahahaa..*ups...klo barusan mah ketawa... (klo ketawa, maka kita bisa nulis "hahahahaha", tapi klo senyum tulis apa donk??)

Yap, hal baru dan bener-bener baru bagi saya adalah photography. Untuk ceritanya silahkan liat posting sebelumnya yaa.

Namun kondisi sekarang saya sedang dihadapkan pada isolasi senyawa dari tanaman yang insyaAlloh hasilnya bisa menghantarkan saya untuk mendapatkan gelar M.Pharm ato Master in Pharmaceutical science. Itulah jawaban saya untuk pertanyaan di atas.

Lalu, bagaimana dengan fotografi?

Well, master ato pro nampaknya bukanlah suatu tujuan dalam kegiatan yang baru 4 bulan ini saya lakoni. Karena, ya jelas secara akademik saya bukanlah sarjana fotografi. Tapi apa mungkin jadi master? Yeee.. kan dah saya katakan gak itu tujuannya. Ini adalah hobi dan menurut saya bagus.

Simplenya siy, selain "ketrampilan" isolasi dkk, saya pengen punya ketrampilan lain yang itu dilakukan with love. hahaha... Yes.. lagian, ada kepuasan tersendiri lho.. coba aja rasain deh sensasinya..


Read More......

Selasa, 29 Mei 2012

Starting in photography: harus mulai dari mana yaa??

Hello worlds.

Terakhir kali saya posting di blog ini kurang lebih 3 bulan yang lalu atau lebih tepatnya 24 Februari 2012. Judul postingan kali itu adalah AMBISI. Waw.. Kenapa? Wah, klo itu siy jangan ditanya ya. Saya sudah lupa bagaimana situasi emosional saya ketika itu sehingga menerbitkan coretan tersebut. Namun, Satu quote yang saya ingin tekankan ialah

...."thinking of master in everything, at the end you will be master of nothing..."

Nah, kawanku yang tetap setia melayari blog ini, kalau lah ada pertanyaan apa yang terjadi pada diri saya selama 3 bulan terakhir sehingga belum sempat untuk berbagi coretan di blog ini, maka sekaranglah saya rasa jawabannya. hehehhee

Here it is, I am addicted into photography at the moment. Yes. bener-bener dibuat "gila". Hmm..sebenarnya gak gila-gila amat siy. Masih dalam batas kewajaran. :p

Bisa dikatakan awal bulan maret-lah semua aktivitas fotografi ini bermula. Sebenarnya dah lama siy pengen menceburkan diri dengan fotografi, namun sekali lagi kesempatan itu belum datang, atau tekad belum bulat atau lagi-lagi capek untuk mencoba hal baru.

Sebelum maret 2012, kesan yang ada di otak tentang DSLR atau Digital SLR adalah kamera yang sangat rumit sebab banyak sekali tombol-tombol yang sepertinya harus dipencet sebelum memfoto. Namun, jujur sangat ada keinginan untuk bisa memahaminya. hahaha. Alhasil, anti dengan DSLR, yang memang untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan bukan hanya jiwa dan raga tapi UANG.

Kondisi tersebut menyebabkan saya kurang tertarik dengan fotografi (klo orang sunda jadinya fotograpi pake p..pisss). Ya iyalah, my point of view, rada kurang menarik klo ngambil gambar hanya pake  handphone. Well, tentunya banyak komunitas yang menentang pendapat saya ini, tapi untuk kali ini itulah kejujuran yang mampu saya sampaikan. Hehehe.

Ok, let's say cita-cita punya DSLR itu selalu ada dalam hati sanubari. Yap, apalagi 3 atau 4 tahun silam, punya DSLR itu dikaitkan dengan "hidup modern", so wajar klo ada rasanya pengen punya DSLR, sama halnya ingin punya MAC BOOK, ataupun IPHONE atau juga BLACKBERRY.

Namun, di antara 4 items yakni: DSLR, MAC BOOK, IPHONE, dan BLACKBERRY, cita-cita ingin memiliki DSLR dari hanya sekedar trend berubah menjadi suatu kebutuhan. Mengapa? simple aja, saya suka travelling, dan selama ini just pergi jalan-jalan aja, then gak ada record/dokmentasi sama sekali, sehingga klo mau flash back rada kerepotan, pengen cerita klo tempat yang dikunjungi bagus malah no evidence. So, rasanya saya butuh kamera. 

Kan ada kamera handphone boss, well, no..no..no.. kamera di handphone gak saya anggep sebagai kamera. Maaf yee.

Pertanyaannya, darimana kita harus mulai melangkah?
1. Yakin kan diri kalo akan dan mampu mencintai photography. Gampang, cara mendeteksi kita bakalan suka ma photography based on my pengalaman: (a) Suka memoto...hehehe klo yang ini emang udah jelas lah ya. (b) suka difoto...hmm sebenarnya ini bakat lebih pada jadi model, tapi bisa koq jadi seneng photography. Contohnya: orang yang sangat-sangat suka difoto itu biasanya NARSIS. Nah, narsis ini sama kayak "drug", harus segera dipenuhi dan tersalurkan. So, klo pas gak ada photographer, otomatis dia akan mencari cermin untuk motret diri sendiri (fenomena narcism) atau dengan kata lain orang tersebut mau gak mau harus memoto. Ujung-ujungnya balik ke point (a) yakni suka memoto. Ok, yang (c) suka melihat foto. Hmmm... alasan yang ke-3 ini kurang kuat siy, tapi cukup untuk mendorong seseorang menyukai photography.

Nah, saya lebih pada point c. Suka liatin hasil karya jepretan orang sambil bergumam, "kapan yaa bisa menghasilkan masterpeace seperti itu."

2. Yakinkan diri klo emang terangat sangat memerlukan DSLR. Karena banyak lho jenis kamera dan sepertinya sampai saat ini DSLR memegang record harga tertinggi di antara semua jenis kamera. Singkatnya gini, klo mau memoto tapi lebih mengedepankan kepraktisan dan keringkesan, maka DSLR adalah pilihan terburuk. Coba deh searching bagaimana besar dan beratnya body DSLR dan lensanya. Maka, klo seperti ini, pocket camera adalah pilihan terbaik, SIMPLE dan qualitasnya juga gak bisa dianggap remeh.

Level berikutnya ada yang namanya kamera prosumer (asal kata professional-comsumer). Banyak koq contoh kameranya, coba searching ndiri yaa. intinya kamera ini gak serumit dan gak seberat DSLR, tapi fungsi-fungsi manual sudah mulai dikedepankan. Intinya mengambil gambar sudah tidak ditekankan pada mode auto seperti pada pocket camera, tapi lebih kepada manual setting. Nah, my point of view, ketika kita sudah berada pada manual setting, di sinilah baru kita rasakan "indahnya" ngejepret.

Bagaimana dengan DSLR or Digital Single-Lens Reflection. first think yang perlu diperhatikan adalah, Umumnya kamera DSLR menawarkan fitur-fitur manual yang memberikan keluasaan photographers untuk berkreasi dalam teknik photography yang mereka gunakan. So, bisa lebih mengekspresikan ilmu yang ada. Namun, bagi masyarakat awam, bisa dibilang complicated, walaupun DSLR ada juga auto modenya. Hal yang lain yang juga cukup penting diperhitungkan adalah bila ingin terjun ke photography ditemani oleh DSLR, siap2 dengan budget yang gak sedikit. So, klo memang teramat sangat ingin mencintai photography dan memiliki dana yang "cukup", maka gak ada salahnya untuk memulai menggunakan DSLR.

3. Jangan membeli DSLR tanpa ilmu. Yap, ini barang "mahal" bos, yang harus penuh perhitungan dalam membelinya. Klo kita memang nol besar masalah DSLR dan photograpy, lebih baik berikan waktu 1 bulan-3 bulan untuk sedikit tau tentang DSLR dan fotograpi. Hal ini sangat membantu dalam menentukan jenis DSLR apa yang sesuai dengan kapasitas kita, tujuan kita dan tentunya financial kita.

Based on pengalaman saya, majalah adalah kawan terbaik untuk tau tentang DSLR dan fotograpi. Majalah pertama yang saya baca adalah DIGITAL CAMERA edisi bulan Maret. Ohya, saya sendiri kurang mengerti majalah di Indonesia yang bagus untuk apa. Gak perlu mencari majalah untuk pemula. Hal yang saya merasa bersyukur dipertemukan dengan DIGITAL CAMERA adalah walaupun mereka sudah mengeluarkan hingga 72 edisi waktu pertama kali saya beli, namun ada satu topik yang menarik untuk saya baca sebagai pemula yakni back to basic: Shutter Speed. Sebab inilah saya berniat untuk memulai melangkah dengan fotograpi.

So, next kita coba liat ya kenapa siy gara-gara topik back to basic: shutter speed bisa menjadi modal dasar memahami fotografi.

see yaaa

Read More......

Jumat, 24 Februari 2012

Ambisi

...."thinking of master in everything, at the end you will be master of nothing..."

Gak tau siy siapa yang pertama kali mencetuskan kalimat tersebut, but malem ini kalimat tersebut meluncur datar.

Yap, boleh dikatakan itu basic insting ataupun nafsu, tapi keinginan untuk ahli dalam segala hal itu pasti ada. Ya gak?

Coba deh sekarang kita list lagi keinginan apa aja yang pernah muncul dalam kehidupan kita. Hampir segala aspek kita impikan. Bahkan tidak hanya saja sampai pada batas impian, namun terkadang impian itu menjadi ambisi.

Bayangkan apa yang akan terjadi bila kita tetap berdiri pada ambisi-ambisi tersebut? Mungkinkah kita berdiri saat ini atau pun berjalan bahkan berlari dengan prestasi yang mampu kita raih sekarang?

So start from now, think about your ambition !!!!

Read More......

Selasa, 21 Februari 2012

Dunia maya, Sabar, dan Syukur

....ngecek bahan buat mengajar esok pun sudah saya lakukan, walaupun sempat cemas juga bakalan gak mencapai target silabus yang ada. Kadang terfikir bahwa silabus ini banyak gak nyambungnya dengan phamaceutical technology. Bahkan konsep pharmaceutical technology yang lebih pada manufacturing, sering tercampur dengan compounding and dispensing.

Yah, begitulah kalau program diploma farmasi hanya rumuskan oleh 1 orang farmasis (saya lebih senang menyebutnya apoteker). Tapi tulisan kali ini bukan ingin menyalahkan institusi pendidikan tersebut. Enggak..salah menyalahkan bukanlah saat yang tepat. Mungkin perbaikan insyaAlloh bisa dilakukan untuk semester berikutnya. Tentunya, konsekuensi saya harus terlibat di dalamnya.

Sangat menggiurkan. Coba bayangkan, gaji yang mereka tawarkan tidak kurang dari RM4500. Sila dikali Rp 2800. Praktis lebih dari 10jt. Wooow, siapa yang berani memberikan kompensasi begitu besar di negeri ini pada orang seperti saya? Jawabnya no one can.

Namun, seperti biasa..tidak semua paham dengan pilihan yang sedang saya hadapi. Bahkan, beliaulah yang menganjurkan dengan tanda seru bahwa saya harus melupakan pilihan itu. Dan untuk kesekian kalinya keimanan saya teruji untuk melepaskan pilihan tersebut dan menyerahkan kepada Alloh azzajalla seraya bergumam, "Alloh pasti tau yang terbaik buat saya." Keywordnya 2S, sabar dan syukur.

Perhatian saya kembali tertuju pada lembaran-lembaran dunia maya. Lebih menarik...lebih berwarna..lebih interaktif. Hingga pada akhirnya terpampang tulisan besar yang menghalangi perjalanan saya malam ini

Waktu banyak dihabisakan di dunia maya. bermanfaatkah?

Read More......

Photo: mari berpose...chiiiiizzzzzzz

Kembali duduk di depan "perapian"...iya emang betul, saya serasa duduk di depan perapian akibat laptop panasnya udah kelewatan. Ternyata cooler yang dilengkapi 2 kipas portable yang posisinya bisa disesuaikan dengan letak sumber panas belum cukup. Saya heran, kenapa kipas laptop kecepatannya gak ada yang sekenceng kipas sate???

.....30 menit..dimulai dari sekarang...

Seperti biasa, saya mampir sejenak di blog om ndoro dan ada sebuah pertanyaan menarik

Pernah merasa buntu pikiran dan tak tahu hendak menulis apa?
Pernah sedih lantaran blog sudah lama tak diperbarui?

Jelas aja om, saya sering banget mengalami kegalauan seperti itu. Seperti saat ini...

Well, terkadang bahkan lebih banyak seringnya bahwa konsisten dalam mengisi konten blog itu susah-susah gampang. Padahal ada seabreg-abreg pengalaman pada hari ini misalnya yang "pantas" kita share ke dunia. Masa siy gak ada dari 3600 detik waktu yang telah kita lewati pada hari ini bermakna?

Sedikit berbagi, kawan..
Seorang penulis berkata bahwa menulis itu menjawab kegelisahan dan ada 3 sumber kegelisahan yakni di dalam dan luar tubuh serta dunia sekitar kita. Di dalam tubuh atau inner self cenderung kepada perasaan si penulis termasuk perasaan gelisah itu sendiri, sedangkan luar tubuh a.k.a outer self lebih pada kegelisahan penulis terhadap kondisi jasmaninya. Nah, klo dunia sekitar berangkat pada bagaimana penulis menanggapi apa yang terjadi di sekitarnya, dilihat melalui kacamata penulis. Pertanyaannya, bagaimana penulis yang gak pake kacamata? hehehehhe..

Beruntung saya pake kacamata, jadi bisa menanggapi kejadian demi kejadian. Seperti beikut ini..

Premis: Saya gelisah melihat berbagai macam foto teman-teman saya di FB, terutama foto narsis yang diambil melalui kamera HP.

Emang gak penting siy, tapi ya begitu, namanya juga gelisah. Gelisah ini bukan berarti kenapa saya gak punya foto-foto "aneh" seperti mereka. Bukan..bukan. tapi coba aja bayangin, saya berhasil menemukan variasi dalam berfoto.

Pertama, sudut pengambilan foto yang berbeda-beda, mulai dari atas, depan, belakang, samping kanan dan kiri, bawah, serong kanan dan kiri, mata hanya terlihat satu, dagu kelihatan sebelah, pipi kanan lebih besar dari pada pipi kiri, dan berbagai sudut lainnya. 

Kedua, fokus di mata. Ada mata yang melotot, sengaja mejem, kebuka dikit, kebuka satu, lirik ke atas, lirik ke bawah, lirik kanan kiri, mata berkedip-kedip. Wuaaa.. pokoknya macem-macem deh. Saya sampai ngeri sendiri ngeliatnya.

Ketiga, fokus di mulut. Banyak dijumpai mulut sengaja dibuat monyong (yang baru mengenal istilah ini dipersilahkan googling ya), rapet, nyengir kuda, ampe ada yang sengaja mangap kayak ikan koki. (klo ikan siy lucu, lha ini manusia. Coba aja bayangin manusia di akuarium, mangap-mangap lalu di foto.

Dan saya rasa masih banyaaak lagi pose-pose ajaib lainnya. Udah deh, gak usah saling tunjuk, coba aja sekarang buka FB masing-masing dan saksikan dengan seksama. Foto yang paling unik, sila dikirim ke majalah National Geography yaa. Kali aja dapet masuk kategori spesies langka. ^^

pesan sponsor: perhatian!! dilarang meniru adegan di atas tanpa pendampingan orang yang berpengalaman dalam bidang fotografi.

Read More......

Senin, 20 Februari 2012

briliant..bener-bener briliant

Sorry guys for interupting your peaceful night. But, here i am. mencoba untuk konsisten meluangkan waktu at least 30 menit buat nulis. Yap, mungkin inilah hasil dari menulis malas. Sila baca postingan sebelum ini ya.

Well, banyak pelajaran yang bisa saya share hari ini.

Pertama, disiplin itu ternyata hal yang berat banget terutama buat menulis. Ya gak siy? Hanya untuk meluangkan waktu 30 menit menulis aja harus pake dipaksa-paksa. Belum lagi pertanyaan besar muncul mempertanyakan tentang hal apa yang akan ditulis buat hari ini. Pertanyaan yang selalu mengiang nguing-nguing di kepala dari mulai terbit fajar ampe terbenam matahari. Yaelah, udah kayak puasa aja, tinggal nunggu azan trus bukaaaa.

Pernah ada percakapan menarik antara saya dan diriku.
Saya: "Mau cerita apaan niy di blog?"
Diriku:"Cerita sehari-hari gimana?"
Saya:"Wuaah, basiii...biasa banget... Semua orang juga nulis hal serupa."
Diriku:"Kenapa enggak? Toh kamu bukan mereka, jadi perjalanan dan pengalaman hidupnya mesti berbeda."
Saya:........

Tapi betul juga kawan, why not kita sharing pengalaman kita sehari-hari. Abaikan mereka yang bilang itu semua basi karena belum tentu mereka punya hal yang lebih baik dari kita.

Kedua, baru-baru ini dan memang bisa dibilang baru, saya akhirnya membuka akun tweeter. Ups. sorry salah..twitter maksudnya. Maklum belum genap 1 bulan saya punya "mainan" baru ini.

Jangan tanya kenapa ya? Karena hal klise yang selalu saya ucapkan untuk bertahan dari serangan mereka yang pro twitter adalah twitter merupakan tempat sampah. Yap, tempat buangan isi hati. Fiuh.. untung aja gak sampe jadi tempat buang anak......kucing. Pemikiran seperti itu pun masih saya pegang saat saya memutuskan diri untuk sign up ke akun twitter bahkan hingga tadi siang.

Klo ada yang nanya, kalau gitu sekarang dah berubah donk? Yah, bisa dibilang belum berubah siy, hanya saja berfikir lebih positif. Hmm.. mencoba mengingat kalau tidak salah, saya mendapat ide positif ini dari mas Ndoro Kakung, beliau besar sebagai bloger dan juga wartawan. (Maaf klo salah ya mas. lah wong saya memang belum pernah ketemu sampeyan, Mas.)

Intinya bahwa tweet bisa menjadi alat untuk berlatih menulis secara rigid a.k.a singkat, padat dan berisi trus tinggal di maem. Yeee, emang donat. Coba bayangin gimana caranya dengan 140 karakter, kita bisa menghasilkan sesuatu yang sesuatu banget sehingga orang mau merespon atau bahkan me-retweet apa yang kita tulis. Woow.. betul-betul ide yang briliant bukan.

Nah, sekarang mari kawan liat lagi dari ribuan tweet yang sudah sobat tweet-kan, berapa % mampu memberikan pengaruh yang besar pada komunitas?

Selamat mencoba ya kawan. see u there

NB: akun twitter Anugerahadina

Read More......

Minggu, 19 Februari 2012

Malas menulis vs menulis malas

Assalamualaikum guys..
sekarang aq lagi nulis langsung pake notepad. Kenapa gak langsung di blog?
Yap, alasan aq:

  1. internet tiba-tiba lemot. Iya emang siy, bukan kadang-kadang tapi lebih tepat emang sering lemot. So, biar ide gak terbang. lebih baik segera buka notepad. jreng..jreng...jreng.. mulai jari menari-nari di atas keyboard.
  2. Ternyata blog aq gak 24 jam sign in. So, dari pada kelamaan buat masuk yang pastinya ID ma password suka kebalik-balik, mending terus buka notepad. Ohya, ini bukan iklan notepad ya. Notepad mah gak usah diiklanin juga semua dah pada tau.
Then, kenapa gak buka MS word?
Dulu aq selalu beranggapan bahwa, klo mau nulis apa-apa di laptop harus nulis di MSword. Ternyata terdapat beberapa kelemahan yang aq jumpai berdasarkan pengalaman:
  1. Bagi komputer atau laptop yang sudah uzur, bakalan butuh wktu lebih dari satu detik untuk buka MSword a.k.a waktu loading-nya lama. Hal ini klo gak salah bergantung ma profesor, eh salah processor dan RAM (jangan tanya apa itu processor ma RAM. googling aja yaa..^^)
  2. untuk nulis draft, menurut aq MSword gak simple. bayangin aja, kita harus nyeting-nyeting jenis tulisan, paragraf dll. Iya siy, ada yang bilang buka MSword langsung mulai nulis. Tapi jujur klo menurut aq gak apdol klo format tulisan gak diatur dulu. So, waktu aq kebuang diurusan format memformat.
Lalu keuntungan pake notepad apaan? Yah, tinggal lawan dari gak untungnya klo pake MSword. yey, gitu aja koq pake nanya.

Hmm, sebenarnya malem senin beginian saat aq nyiapin bahan meng-hajar (asal kata mengajar) untuk mahasiswis (mahasiswi + s = banyak mahasiswi) tercinta. Hahahha, rada ngeri aja klo nulisnya "untuk mahasiswa tercinta", takut ada orang awam protes. "koq cinta-cinta-an ma cowok siy. mahasiswa kan cowok. iiiii.."

Yap, tapi setelang aq perhatiin beberapa minggu ini, justru malem senin adalah waktu yang cocok untuk ngisi blog. hehehee. begitulah, blog juga bisa jadi godaan lho.

Well, trend topic buat malem ini adalah "menulis harus disiplin".

Pada setuju gak siy klo menulis harus disiplin?
Yap, klo aq (haduuuuh gatal pengen menggunakan kata "gue") setuju banget. Yak, gampangnya, semua klo mau membuahkan hasil harus disiplin dan istiqomah. Disiplin klo menurut aq siy sedikit-demi-sedikit tapi rutin, persis seperti konsep istiqomah dalam Islam. Namun, yang di bold jangan kata sedikitnya tapi rutinnya donk. Displin bukan alasan untuk ngerjain sesuatu dengan sedikit, tapi dengan rutin. So, disiplin means pekerjaan yang dilakukan secara RUTIN walau sedikit-demi-sedikit.

Begitu juga menulis, kawan. Perlu kedisiplinan. Banyak para penulis memegang erat konsep disiplin ini.Bahkan tak jarang mereka sangat strict (baca:strik) pada jadwal menulis mereka. Ada yang memberikan waktu dari jam 11pm-1am untuk menulis setiap hari selama seminggu (si dikung). Macam-macam deh. Intinya mereka betul-betul mengalokasikan waktu seoptimum mungkin untuk menulis. Dan menulis yang efektif itu kata mereka para penulis (maaf klo sumber kurang valid) adalah dalam 30-45 menit.

Namun, hal penting yang harus diingat, kawan, bahwa disiplin harus diawali dengan latihan dan sedikit paksaan. So, latih dan paksalah dirimuw untuk disiplin menulis.

Point selanjutnya yang ane berusaha kutip dari obrolannya dikung dan kawan-kawannya adalah menulis malas dan malas menulis. Hmm.. apa ya artinya? Jujur aq aja rada awam ma istilah ini terutama yang "menulis malas".

Setelah aq googling (hahaha. kyk biasa, mentok-mentok lari sambil mewek ke mbah google.) istilah menulis malas gak jauh beda ma malas menulis. Tapi enggak. pasti ada bedanya. Coba yah aq coba. Kawan-kawan boleh koq koment nanti.

Well, malas menulis itu adalah sifat malas seseorang yang dikaitkan dengan pekerjaan menulis. Gampangnya seseorang gak mau menulis gara-gara malas. Namun, klo menulis malas, menurut aq adalah menulis dengan malas, dimana seseorang sedang dalam kondisi menulis tapi malas-malasan.

Nah, dimana bedanya? Kondisi yang pertama yakni malas menulis, orang tersebut sampe dinosaurus dibangkitkan lagi gak akan pernah menghasilkan karya tulis sebab malas menulis. Singkat cerita, orang malas menulis intinya adalah dia tidak pernah memulai untuk menulis, so no result.

Beda dengan kondisi kedua. Si doi yang menulis malas, dia udah mulai menulis tapi ogah-ogahan, merasa
terpaksa, dan hidup dalam penderitaan. Haisssh.. sorry..sorry rada ngaco. Maksudnya adalah dia udah nulis, udah menghasilkan tulisan, terserah deh mau satu kalimat, 2 kalimat, 1 paragraf, ato satu cerpen (huahaha klo dah satu cerpen mah udah bukan nulis sambil malas-malasan itu mah..ngacoo). Gini deh. mudahnya menulis malas dah ada result yakni tulisan, hanya saja kualitas tulisan bagaikan air di daun talas, lari kemana-mana sebab nulisnya ogah-ogahan. (sorry ya klo aq menggunakan pribahasa gak pada tempatnya. bingung mau nyari pribahasa yang gimana lagi). Tapi gak masalah, lambat laun setelah berulang kali dibaca, maka kualitas tulisan akan meningkat. "klo males baca gimana?" Yaudah, buka baju terjun ke sumur aja yaa.

So, musuh besar umat manusia yang paling utama adalah syaitan dan kedua adalah hawa nafsunya. ehh.. maaf2. salah konteks. tapi betulkan. ok balik ke menulis, musuh besar para penulis adalah rasa malas dan malas-malasan. Oleh karena itu, sobatku yang setia membaca tulisan ini ampe mata berair. Klo mata udah berair itu klo gak sakit mata ya ngantuk. haish.. ngaco lagi. ulang...ulang. Oleh karena itu, kawan, jangan mau
kalah ma kata "malas" ya

billahi taufik wal hidayah
wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh.

NB: tunggu tulisan selanjutnya ttg pengalaman seorang pharmacist di malaysia. hihihihi^^

Read More......

Minggu, 29 Januari 2012

JAMU: people's choice

Assalamualaikum, semoga kawan-kawan selalu dalam lindungan Alloh azzawajalla dan sehat wal afiat. Inget yaa, sehat itu nikmat juga lho. Bayangin, klo sakit, berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk berobat?

........"enggak koq, gratis, lha wong saya memetik daun tanaman di halaman rumah, direbus, lalu diminum. Alhamdulillah sembuh juga."


Yak, sedikit ilustrasi di atas memberikan gambaran umum tentang jamu.
Tulisan ini sebenarnya melanjutkan dari tulisan saya di blog FARMANESIA.

Kadang kita bertanya, mungkin gak siy jamu disejajarkan dengan obat atau pengobatan konvensional? Mungkin banyak yang optimis akan hal itu, namun berbanding lulus dengan mereka yang pesimis. Namun, sebelumnya saya akan mencoba mengangkat beberapa definisi terkait jamu, obat tradisional, obat, dan pengobatan konvensional.

Bila kita membuka lembaran konstitusi yang ada di Negara Indonesia, let's say UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan, maka definisi yang bisa kita temukan adalah hanya obat tradisional, yakni dalam pasal 1 ayat 10 berbunyi
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Definisi ini agak sedikit disempurnakan dalam UU no 36 tahun 2009 tenang kesehatan, yang berbunyi

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Sedangkan, kata obat ada pada ayat sebelumnya dipasal yang sama dan termasuk dalam sediaan farmasi. Lalu dimana definisi obat?

Mencoba "mengubek-ngubek" file di mbah google, akhirnya saya temukan bahwa defnisi obat pernah ada di Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71. Wow, ternyata definisi obat udah ada sejak tahun 71 dikonstitusi kita. Baik, mari kita simak definisi tersebut.

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia

dan masih banyak lagi definisi obat, seperti yang tercantum dalam situs resmi salah satu industri farmasi di Indonesia, sebagaimana berikut 

obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan.

Lalu bagaimana dengan istilah jamu? Definisi jamu tercantum dalam PERMENKES NO: 003/MENKES/PER/I/2010 tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan, sebagai berikut
Jamu adalah obat tradisional Indonesia.

Dalam permenkes ini pun ada definisi obat tradisional yang sepertinya merujuk pada UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

Bagaimana dengan pengobatan konvensional? Maaf, secara definisi, saya belum menemukan. Mohon jika ada dari rekan-rekan yang punya sumbernya untuk bersedia memberi tambahan di komentar tulisan ini. Namun, mari kita pahami bersama dari apa yang tercantum dalam situs resmi depkes, bahwa

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.

Kalau saya boleh mencermati, bahwa pengobatan konvensional berhubungan erat dengan obat  seperti yang sudah saya paparkan definisinya.

Ada perbedaan mendasar antara jamu dan obat. Pada jamu, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, sedangkan obat dibuktikan berdasarkan uji klinik. Ada kisah menarik  yang saya alami langsung terkait hal ini.

Saya pernah mengikuti kuliah umum seorang profesor School of Pharmacy USM (universiti sains malaysia). Presentasi beliau tentang produk yang beliau kembangkan berupa….*maaf lupa nama produknya…*. Inti dari produk beliau adalah minyak dari ikan gabus dibuat sediaan spray yang akan membentuk film bila disemprotkan di atas luka. Efek produk ini adalah mempercepat recovery luka, terutama pada penderita diabetes. Produk ini telah teregister di BPOM-nya Malaysia. Beliau pun sedang membangun pabrik yang pastinya akan membutuhkan berkilo-kilo ato bahkan ton ikan gabus.Hmm, intinya saya di sini bukan mau cerita kehebatan produk, terlepas dari itu semua. Lalu, ada salah seorang bertanya, sebagai berikut.

audience: “Pak, koq gak diisolasi aja senyawa yang berefek dari kulit ikan gabus tersebut, sehingga gak usah capek-capek pake acara berternak ikan gabus.”

Prof: “Wah, saya juga sempet kepikir, bahkan sudah dilakukan riset untuk mengidentifikasi senyawa apa yang paling berpengaruh dan sebenarnya mudah untuk melakukan isolasi. Namun, masalahnya kalo pake pure compound (senyawa terisolasi), maka produk ini gak tergolong obat tradisional lagi (jamu), tapi jadinya obat dan seperti yang kita tau, klo obat ribet dalam hal uji klinik (biaya mahal) dan registrasi. So, saya tetap mengekstrak minyak dari kulit ikan gabus dengan bahan dasar ikan gabus sehingga masih tergolong obat tradisional.

NB: percakapan sebenarnya menggunakan bahasa inggris, tapi demi kelancaran saya artikan ke bahasa indonesia dengan penyesuaian sepenuhnya.

Nah, apa yang bisa kita tarik dari hal ini? Bahwa, jamu ataupun pengobatan konvensional (dalam hal ini aq mengartikan sebagai obat yaa) itu adalah pilihan. Sekarang bagaimana kita menyejajarkan image jamu dengan obat. Bagaimana caranya?? Haruskah kita tuntut jamu untuk menjadi obat atau dalam hal ini fitofarmaka yang tentunya memerlukan dana yang besar dan waktu yang cukup lama, yang pada akhirnya ketika telah menjadi obat, akan dijual dengan harga yang mahal. yuk kita pikirin sama-sama.

Pemerintah mencoba dengan "menelurkan" PERMENKES NO: 003/MENKES/PER/I/2010 tentang saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Nampaknya pemerintah sangat "pintar" dalam hal konstitusi. Mengapa demikian? silahkan merujuk pada tulisan PERMENKES SAINTIFIKASI JAMU: Dimana peran apoteker?

Namun, terlepas dari segala bentuk kekurangan permenkes tersebut, mari kita lihat dan cermati apa yang dikehendaki oleh permenkes tersebut, seperti yang tertulis dalam pasal 2 permenkes tersebut.

Tujuan pengaturan saintifikasi jamu adalah:
  1. Memberikan landasan ilmiah (evidence based ) penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. 
  2. Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif melalui penggunaan jamu.
  3. Meningkatkan kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien dengan penggunaan jamu. 
  4. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Tentunya, point 1 sebagai point utama yang didukung oleh point 2,3, dan 4. Jamu sebagai people's choice harus bisa mempertahankan posisinya dengan harga yang terjangkau. Apa jadinya bila penelitian jamu diserahkan pada industri farmasi yang notabene profit oriented? Pemerintah beserta akademi harus paham akan hal ini dan mengupayakan bersama sebuah penelitian yang komprehensif dengan dukungan basis data yang baik. Sehingga, jamu sebagai salah satu bentuk preventif dan kuratif terhadap penyakit bisa terwujud.


Read More......

Sabtu, 14 Januari 2012

ngapdate

Sebelum meeting ma bantal dan guling, ada baiknya aku ngapdet status dulu ya. *kalau single, itu udah pasti. huehehehe*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
....hmm, sebenarnya bingung mau mulai ngapdet dari mana. Tanya donk!!
Ok, kita start ya.*sorry ya, aku lagi suka pake "numbering"

  1. Status perkawinan? Hmm, rencana siy udah dari tahun 2011 pengen nikah, but ampe sekarang masih single. *horeeee, Nah lo, siapa yang kesenengan angkat tangan.
  2. kesehatan? Ini maksudnya apa ya. Kalau mau nanya berat, maka secara spontan ku jawab "increase significantly" hahahha
  3. Udah mandi belom?
Ok..ok, cukup dengan tanya jawabnya. lebih baik, aku sendiri deh yang ngapdet. *masih pake "numbering ya"
  1. Lagi ngejalanin Master in pharmaceutical science di IIUM
  2. Dosen part time di college shahputra
  3. Isolasi alkaloid sebagai bahan research belum dan lagi-lagi belum berhasil-hasil.TT
  4. Akhirnya aku memutuskan untuk join twitter.. hahaha bagi yang mau jadi "pengikut", sila ketik hurup anugerah b. adina
  5. masih aktif di forum farmasi kaskus. Yang mau ikut, silahkan cari link FORUM FARMASI KASKUS di blog ini. Noh, ada di sebelah kanan postingan.
  6. Blog yang berjudul Farmanesia belum launching. Heran. mau kapan siy sebenarnya tu blog diloncing.
Alright, berhubung aku dah ngantuk, sekian terima kasih.



*hmm, padahal rencananya mau nyiapain bahan ngajar. tapi udah keburu ngantuk.ZZZzzzz*

Read More......

Bermimpi dalam impian

Hai kawan, Assalamualaikum,

Tahun 2012. Asli, cepet banget kerasanya. Honestly, ake seperti merasakan baru kemarin secara resmi mendapat gelar S.Farm. Namun kenyataannya waktu itu udah berjalan 3 tahun yang lalu dan sekarang aku kembali bertempur untuk mendapatkan "status" master.

Aku sering bertanya pada diriku sendiri apa sebenarnya mimpi yang ingin aku raih. Hmm, rasanya siy banyak. Memang benar bahwa gantungkanlah cita-cita setinggi langit. Namun, kadang kita sendiri binggung tentang cita itu sendiri.

Kalau aku memulai dengan kata AKU, maka akan banyak keinginan yang ingin aku capai, misal:

  1. Mendapat gelar master sebelum tahun 2012 berakhir. *hmm, bukan karena takut kiamat ya*
  2. Menikah di tahun 2012. *lagi-lagi alasannya bukan karena takut keduluan ma kiamat*
  3. Punya 2 mobil impian: Mitsubishi evo X, BMW, dan Lamborgini. *simple, karena mereka adalah mobil-mobil dengan handling terbaik. Yap, aku memang hobi driving *kata keren dari nyupir*.
  4. Menyuport sebuah ato bahkan lebih pondok pesantren.
dan rasanya masih segudang lagi mimpi-mimpi yang ingin aku raih. Pertanyaannya ialah siapakah orang yang mampu men-support aku untuk meraih mimpi-mimpi itu? Yang mengingatkan aku untuk kembali kejalan-Nya, bila ku lengah?

*catatan menjelang tengah malam*

Read More......