Welcome home....

Assalamualaikum wr.wb
Rekan-rekan pembaca..selamat menikmati suguhan yang insyaallah bermanfaat dunia wal akherat...

"Pembaca yang baik meninggalkan komentar-komentar yang bermutu."

Minggu, 20 Desember 2009

Bagaimana etika para salaf ber-entrepreneur?

Assalamualaikum
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Kita memohon pertolongan dan perlindungan hanyalah kepada-Nya.

Tidak asing lagi tentunya para pembaca dengan istilah entrepreneur. Banyak kisah dewasa ini diperdengarkan tentang kesusksesan para entrepreneur. Kesusksesan yang mungkin hanya sebagian orang memandang sebagai kesuksesan dunia semata sehingga mereka terkena pada firman Allah SWT pada Q.S Hud 15-16

"Barang siapa menghendaki kehidupann dunia dan segala perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akherat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan"

Nah, bagaimana kita sebagai kaum muslimin, umat yang paling mulia di muka bumi ini, ber-entrepreneur? Apakah mereka yang haus akan dunia sebagai panutan kita?

Tentunya tidak. Nabi, sahabat dan para salaf telah memberikan tauladan yang baik tentang bagaimana kita seorang muslim ber-entrepreneur, sehingga kita tetap berdzikir kepada Allah SWT dikala kita disibukkan untuk mencara mai'syah.

Ada beberapa point penting terkait dengan kajian entrepreneur sebagai berikut.

  1. Bahwa seorang yang kaya dalam ISLAM bukan lah celaan. Terdapat keutamaan masing-masing pada mukmin yang kaya tapi pandai bersyukur atau orang yang miskin tetapi pandai bersabar.
  2. Bahwa hendaknya kita meyakini bahwa Allah SWT membagikan rezeki kepada hamba-Nya seperti Allah SWT membagi amal kepada hamba-Nya.
  3. Allah SWT menyediakan pintu-pintu rezekinya, sehingga hendaknya kita berusaha untuk mencari pintu yang pas dengan kemampuan kita.
  4. Bekerja tentunya harus bersemangat dan diiringi dengan tawakal
  5. Perlu diyakni bahwa bekerja untuk mencari mai'syah lebih utama dibandingkan hanya menggantungkan pada pemberiaan seseorang.
Lalu, Para saudagar salaf mencontohkan beberapa etika dalam melakukan jual beli (perniagaan):
  • Hal utama sebelum Para salaf terjun ke dunia entrepreneur adalah mereka mempelajari segala ilmu dan hukum (fiqih) jual beli. Sebagaimana Umar bin Khattab mensyaratkan kepada kaum muslimin yang hendak memasuki pasar pada zaman beliau dengan 2 syarat yakni: paham tentang fiqih (halal dan haram) jual beli dan amanah.
  • Jujur dan terbuka, artinya bahwa para salaf mencontohkan agar dalam berniaga, kita tidak memuji barang dagangan selain memang barang dagangan itu memiliki kelebihan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika barang yang kita perjual belikan mengandung cacat, maka wajib bagi kita secara terbuka menjelaskan kepada pembeli. Karena sesungguhnya menyembunyikan dalam perdagangan maka Allah SWT akan mencabut barakah dari jual beli tersebut.
  • Amanah
  • Hendaknya kita meyakini bahwa bersedeqah akan memancing rezeki dari Allah SWT
  • Hal yang sangat utama adalah dalam perniagaan para salaf tidak pernah melalaikan untuk selalu melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
Saudara-saudara ku, Islam telah memberikan panutan secara gamblang kepada kita tentang bagaimana kita menjalani kehidupan ini sehingga kita dapat masuk dalam golongan yang disifati oleh Nabi SAW sebagai golongan yang selamat dan mendapat pertolongan.

Kita harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan kemampuan dan kemudahan untuk memperoleh hidayah dan petunjuk dari Alllah SWT.

WaAllahu A'lam Bissawaab

Read More......

Kurikulum Farmasi

tiba2 koq ni pikiran jalan2 kemana2...eee lg liat2 pp51/2009 kecantol ma kurikulum S1 farmasi khususnya di ugm.

klo dipikir2 dengan seabreg2 masalah ttg dunia keprofesian kita, sebenarnya kurikulum yang dah disusun khususnya di s1 sebenarnya dah tepat banget lum c?

coba dipikir2...kurikulum kita selama s1 memang menjanjikan bwt menjadi apoteker yang kaya ilmu (sampe2 bingung gmn aplikasinya), tp ternyata kita gak sadar bahwa kurikulum kita membuat kita jauh dari apoteker yang seharusnya.

alur pemikirannya gini. coba kita liat ke profesi tetangga (karena emang cuma dipisahin pager) yakni dokter. mahasiswa kedokteran mulai dari semester 1 dah familiar yang namanya dorland kamus kedokteran, ioni, mims, buku2 terapi. mereka bener2 dah menjiwai profesi mereka kedepannya. sehingga untuk urusan terapi mereka dah ok tu dari semester awal. mungkin karena sistem blok membantu mewujudkan itu semua.

tp coba kita liat kondisi mahasiswa farmasi, paling berapa banyak c mahasiswa yang udah pernah buka ioni, apalagi mims, apalg mw buka2 buku2 terapi di semester 1 dan trus tiap semesternya. buku2 tersebut sebenarnya ujung tombak keberhasilan dlm mengarungi dunia farmasi kedepan, tp malah buku2 tersebut seperti benda asing yang masuk dalam tubuh yang secepatnya ingin dikeluarkan.

nah balik lg ke masalah kurikulum, nampaknya kedokteran "memaksa" mahasiswanya untuk setiap saat berteman dengan buku2 yang notabene sebagai buku wajib apoteker (sebut saja ioni, iso, doi, mims, dll). bukan mw banding2in, tp mahasiswa farmasi sama sekali tidak, buka farmakope saja bisa jd sangat jrg. hal ini menjadikan mahasiswa sangat tidak siap lepas ntuk masuk kedunia profesi walaupun katanya semua itu dikejar di pendidikan profesi. tp bayangkan pendidikan profesi cuma 1 tahun. hal ini bila pengen dibandingkan (mw gak mw deh bandingin ma kedokteran) dengan kdtrn mereka punya waktu 6 thn untuk mendalami bidang profesi mereka. sedang kita hanya 1 tahun.

nah, sebenarnya bagaimana baiknya untuk menyikapi kondisi ini? siapakah yang aware terhadap kelemahan disana sini?

Read More......