Welcome home....

Assalamualaikum wr.wb
Rekan-rekan pembaca..selamat menikmati suguhan yang insyaallah bermanfaat dunia wal akherat...

"Pembaca yang baik meninggalkan komentar-komentar yang bermutu."

Jumat, 24 Februari 2012

Ambisi

...."thinking of master in everything, at the end you will be master of nothing..."

Gak tau siy siapa yang pertama kali mencetuskan kalimat tersebut, but malem ini kalimat tersebut meluncur datar.

Yap, boleh dikatakan itu basic insting ataupun nafsu, tapi keinginan untuk ahli dalam segala hal itu pasti ada. Ya gak?

Coba deh sekarang kita list lagi keinginan apa aja yang pernah muncul dalam kehidupan kita. Hampir segala aspek kita impikan. Bahkan tidak hanya saja sampai pada batas impian, namun terkadang impian itu menjadi ambisi.

Bayangkan apa yang akan terjadi bila kita tetap berdiri pada ambisi-ambisi tersebut? Mungkinkah kita berdiri saat ini atau pun berjalan bahkan berlari dengan prestasi yang mampu kita raih sekarang?

So start from now, think about your ambition !!!!

Read More......

Selasa, 21 Februari 2012

Dunia maya, Sabar, dan Syukur

....ngecek bahan buat mengajar esok pun sudah saya lakukan, walaupun sempat cemas juga bakalan gak mencapai target silabus yang ada. Kadang terfikir bahwa silabus ini banyak gak nyambungnya dengan phamaceutical technology. Bahkan konsep pharmaceutical technology yang lebih pada manufacturing, sering tercampur dengan compounding and dispensing.

Yah, begitulah kalau program diploma farmasi hanya rumuskan oleh 1 orang farmasis (saya lebih senang menyebutnya apoteker). Tapi tulisan kali ini bukan ingin menyalahkan institusi pendidikan tersebut. Enggak..salah menyalahkan bukanlah saat yang tepat. Mungkin perbaikan insyaAlloh bisa dilakukan untuk semester berikutnya. Tentunya, konsekuensi saya harus terlibat di dalamnya.

Sangat menggiurkan. Coba bayangkan, gaji yang mereka tawarkan tidak kurang dari RM4500. Sila dikali Rp 2800. Praktis lebih dari 10jt. Wooow, siapa yang berani memberikan kompensasi begitu besar di negeri ini pada orang seperti saya? Jawabnya no one can.

Namun, seperti biasa..tidak semua paham dengan pilihan yang sedang saya hadapi. Bahkan, beliaulah yang menganjurkan dengan tanda seru bahwa saya harus melupakan pilihan itu. Dan untuk kesekian kalinya keimanan saya teruji untuk melepaskan pilihan tersebut dan menyerahkan kepada Alloh azzajalla seraya bergumam, "Alloh pasti tau yang terbaik buat saya." Keywordnya 2S, sabar dan syukur.

Perhatian saya kembali tertuju pada lembaran-lembaran dunia maya. Lebih menarik...lebih berwarna..lebih interaktif. Hingga pada akhirnya terpampang tulisan besar yang menghalangi perjalanan saya malam ini

Waktu banyak dihabisakan di dunia maya. bermanfaatkah?

Read More......

Photo: mari berpose...chiiiiizzzzzzz

Kembali duduk di depan "perapian"...iya emang betul, saya serasa duduk di depan perapian akibat laptop panasnya udah kelewatan. Ternyata cooler yang dilengkapi 2 kipas portable yang posisinya bisa disesuaikan dengan letak sumber panas belum cukup. Saya heran, kenapa kipas laptop kecepatannya gak ada yang sekenceng kipas sate???

.....30 menit..dimulai dari sekarang...

Seperti biasa, saya mampir sejenak di blog om ndoro dan ada sebuah pertanyaan menarik

Pernah merasa buntu pikiran dan tak tahu hendak menulis apa?
Pernah sedih lantaran blog sudah lama tak diperbarui?

Jelas aja om, saya sering banget mengalami kegalauan seperti itu. Seperti saat ini...

Well, terkadang bahkan lebih banyak seringnya bahwa konsisten dalam mengisi konten blog itu susah-susah gampang. Padahal ada seabreg-abreg pengalaman pada hari ini misalnya yang "pantas" kita share ke dunia. Masa siy gak ada dari 3600 detik waktu yang telah kita lewati pada hari ini bermakna?

Sedikit berbagi, kawan..
Seorang penulis berkata bahwa menulis itu menjawab kegelisahan dan ada 3 sumber kegelisahan yakni di dalam dan luar tubuh serta dunia sekitar kita. Di dalam tubuh atau inner self cenderung kepada perasaan si penulis termasuk perasaan gelisah itu sendiri, sedangkan luar tubuh a.k.a outer self lebih pada kegelisahan penulis terhadap kondisi jasmaninya. Nah, klo dunia sekitar berangkat pada bagaimana penulis menanggapi apa yang terjadi di sekitarnya, dilihat melalui kacamata penulis. Pertanyaannya, bagaimana penulis yang gak pake kacamata? hehehehhe..

Beruntung saya pake kacamata, jadi bisa menanggapi kejadian demi kejadian. Seperti beikut ini..

Premis: Saya gelisah melihat berbagai macam foto teman-teman saya di FB, terutama foto narsis yang diambil melalui kamera HP.

Emang gak penting siy, tapi ya begitu, namanya juga gelisah. Gelisah ini bukan berarti kenapa saya gak punya foto-foto "aneh" seperti mereka. Bukan..bukan. tapi coba aja bayangin, saya berhasil menemukan variasi dalam berfoto.

Pertama, sudut pengambilan foto yang berbeda-beda, mulai dari atas, depan, belakang, samping kanan dan kiri, bawah, serong kanan dan kiri, mata hanya terlihat satu, dagu kelihatan sebelah, pipi kanan lebih besar dari pada pipi kiri, dan berbagai sudut lainnya. 

Kedua, fokus di mata. Ada mata yang melotot, sengaja mejem, kebuka dikit, kebuka satu, lirik ke atas, lirik ke bawah, lirik kanan kiri, mata berkedip-kedip. Wuaaa.. pokoknya macem-macem deh. Saya sampai ngeri sendiri ngeliatnya.

Ketiga, fokus di mulut. Banyak dijumpai mulut sengaja dibuat monyong (yang baru mengenal istilah ini dipersilahkan googling ya), rapet, nyengir kuda, ampe ada yang sengaja mangap kayak ikan koki. (klo ikan siy lucu, lha ini manusia. Coba aja bayangin manusia di akuarium, mangap-mangap lalu di foto.

Dan saya rasa masih banyaaak lagi pose-pose ajaib lainnya. Udah deh, gak usah saling tunjuk, coba aja sekarang buka FB masing-masing dan saksikan dengan seksama. Foto yang paling unik, sila dikirim ke majalah National Geography yaa. Kali aja dapet masuk kategori spesies langka. ^^

pesan sponsor: perhatian!! dilarang meniru adegan di atas tanpa pendampingan orang yang berpengalaman dalam bidang fotografi.

Read More......

Senin, 20 Februari 2012

briliant..bener-bener briliant

Sorry guys for interupting your peaceful night. But, here i am. mencoba untuk konsisten meluangkan waktu at least 30 menit buat nulis. Yap, mungkin inilah hasil dari menulis malas. Sila baca postingan sebelum ini ya.

Well, banyak pelajaran yang bisa saya share hari ini.

Pertama, disiplin itu ternyata hal yang berat banget terutama buat menulis. Ya gak siy? Hanya untuk meluangkan waktu 30 menit menulis aja harus pake dipaksa-paksa. Belum lagi pertanyaan besar muncul mempertanyakan tentang hal apa yang akan ditulis buat hari ini. Pertanyaan yang selalu mengiang nguing-nguing di kepala dari mulai terbit fajar ampe terbenam matahari. Yaelah, udah kayak puasa aja, tinggal nunggu azan trus bukaaaa.

Pernah ada percakapan menarik antara saya dan diriku.
Saya: "Mau cerita apaan niy di blog?"
Diriku:"Cerita sehari-hari gimana?"
Saya:"Wuaah, basiii...biasa banget... Semua orang juga nulis hal serupa."
Diriku:"Kenapa enggak? Toh kamu bukan mereka, jadi perjalanan dan pengalaman hidupnya mesti berbeda."
Saya:........

Tapi betul juga kawan, why not kita sharing pengalaman kita sehari-hari. Abaikan mereka yang bilang itu semua basi karena belum tentu mereka punya hal yang lebih baik dari kita.

Kedua, baru-baru ini dan memang bisa dibilang baru, saya akhirnya membuka akun tweeter. Ups. sorry salah..twitter maksudnya. Maklum belum genap 1 bulan saya punya "mainan" baru ini.

Jangan tanya kenapa ya? Karena hal klise yang selalu saya ucapkan untuk bertahan dari serangan mereka yang pro twitter adalah twitter merupakan tempat sampah. Yap, tempat buangan isi hati. Fiuh.. untung aja gak sampe jadi tempat buang anak......kucing. Pemikiran seperti itu pun masih saya pegang saat saya memutuskan diri untuk sign up ke akun twitter bahkan hingga tadi siang.

Klo ada yang nanya, kalau gitu sekarang dah berubah donk? Yah, bisa dibilang belum berubah siy, hanya saja berfikir lebih positif. Hmm.. mencoba mengingat kalau tidak salah, saya mendapat ide positif ini dari mas Ndoro Kakung, beliau besar sebagai bloger dan juga wartawan. (Maaf klo salah ya mas. lah wong saya memang belum pernah ketemu sampeyan, Mas.)

Intinya bahwa tweet bisa menjadi alat untuk berlatih menulis secara rigid a.k.a singkat, padat dan berisi trus tinggal di maem. Yeee, emang donat. Coba bayangin gimana caranya dengan 140 karakter, kita bisa menghasilkan sesuatu yang sesuatu banget sehingga orang mau merespon atau bahkan me-retweet apa yang kita tulis. Woow.. betul-betul ide yang briliant bukan.

Nah, sekarang mari kawan liat lagi dari ribuan tweet yang sudah sobat tweet-kan, berapa % mampu memberikan pengaruh yang besar pada komunitas?

Selamat mencoba ya kawan. see u there

NB: akun twitter Anugerahadina

Read More......

Minggu, 19 Februari 2012

Malas menulis vs menulis malas

Assalamualaikum guys..
sekarang aq lagi nulis langsung pake notepad. Kenapa gak langsung di blog?
Yap, alasan aq:

  1. internet tiba-tiba lemot. Iya emang siy, bukan kadang-kadang tapi lebih tepat emang sering lemot. So, biar ide gak terbang. lebih baik segera buka notepad. jreng..jreng...jreng.. mulai jari menari-nari di atas keyboard.
  2. Ternyata blog aq gak 24 jam sign in. So, dari pada kelamaan buat masuk yang pastinya ID ma password suka kebalik-balik, mending terus buka notepad. Ohya, ini bukan iklan notepad ya. Notepad mah gak usah diiklanin juga semua dah pada tau.
Then, kenapa gak buka MS word?
Dulu aq selalu beranggapan bahwa, klo mau nulis apa-apa di laptop harus nulis di MSword. Ternyata terdapat beberapa kelemahan yang aq jumpai berdasarkan pengalaman:
  1. Bagi komputer atau laptop yang sudah uzur, bakalan butuh wktu lebih dari satu detik untuk buka MSword a.k.a waktu loading-nya lama. Hal ini klo gak salah bergantung ma profesor, eh salah processor dan RAM (jangan tanya apa itu processor ma RAM. googling aja yaa..^^)
  2. untuk nulis draft, menurut aq MSword gak simple. bayangin aja, kita harus nyeting-nyeting jenis tulisan, paragraf dll. Iya siy, ada yang bilang buka MSword langsung mulai nulis. Tapi jujur klo menurut aq gak apdol klo format tulisan gak diatur dulu. So, waktu aq kebuang diurusan format memformat.
Lalu keuntungan pake notepad apaan? Yah, tinggal lawan dari gak untungnya klo pake MSword. yey, gitu aja koq pake nanya.

Hmm, sebenarnya malem senin beginian saat aq nyiapin bahan meng-hajar (asal kata mengajar) untuk mahasiswis (mahasiswi + s = banyak mahasiswi) tercinta. Hahahha, rada ngeri aja klo nulisnya "untuk mahasiswa tercinta", takut ada orang awam protes. "koq cinta-cinta-an ma cowok siy. mahasiswa kan cowok. iiiii.."

Yap, tapi setelang aq perhatiin beberapa minggu ini, justru malem senin adalah waktu yang cocok untuk ngisi blog. hehehee. begitulah, blog juga bisa jadi godaan lho.

Well, trend topic buat malem ini adalah "menulis harus disiplin".

Pada setuju gak siy klo menulis harus disiplin?
Yap, klo aq (haduuuuh gatal pengen menggunakan kata "gue") setuju banget. Yak, gampangnya, semua klo mau membuahkan hasil harus disiplin dan istiqomah. Disiplin klo menurut aq siy sedikit-demi-sedikit tapi rutin, persis seperti konsep istiqomah dalam Islam. Namun, yang di bold jangan kata sedikitnya tapi rutinnya donk. Displin bukan alasan untuk ngerjain sesuatu dengan sedikit, tapi dengan rutin. So, disiplin means pekerjaan yang dilakukan secara RUTIN walau sedikit-demi-sedikit.

Begitu juga menulis, kawan. Perlu kedisiplinan. Banyak para penulis memegang erat konsep disiplin ini.Bahkan tak jarang mereka sangat strict (baca:strik) pada jadwal menulis mereka. Ada yang memberikan waktu dari jam 11pm-1am untuk menulis setiap hari selama seminggu (si dikung). Macam-macam deh. Intinya mereka betul-betul mengalokasikan waktu seoptimum mungkin untuk menulis. Dan menulis yang efektif itu kata mereka para penulis (maaf klo sumber kurang valid) adalah dalam 30-45 menit.

Namun, hal penting yang harus diingat, kawan, bahwa disiplin harus diawali dengan latihan dan sedikit paksaan. So, latih dan paksalah dirimuw untuk disiplin menulis.

Point selanjutnya yang ane berusaha kutip dari obrolannya dikung dan kawan-kawannya adalah menulis malas dan malas menulis. Hmm.. apa ya artinya? Jujur aq aja rada awam ma istilah ini terutama yang "menulis malas".

Setelah aq googling (hahaha. kyk biasa, mentok-mentok lari sambil mewek ke mbah google.) istilah menulis malas gak jauh beda ma malas menulis. Tapi enggak. pasti ada bedanya. Coba yah aq coba. Kawan-kawan boleh koq koment nanti.

Well, malas menulis itu adalah sifat malas seseorang yang dikaitkan dengan pekerjaan menulis. Gampangnya seseorang gak mau menulis gara-gara malas. Namun, klo menulis malas, menurut aq adalah menulis dengan malas, dimana seseorang sedang dalam kondisi menulis tapi malas-malasan.

Nah, dimana bedanya? Kondisi yang pertama yakni malas menulis, orang tersebut sampe dinosaurus dibangkitkan lagi gak akan pernah menghasilkan karya tulis sebab malas menulis. Singkat cerita, orang malas menulis intinya adalah dia tidak pernah memulai untuk menulis, so no result.

Beda dengan kondisi kedua. Si doi yang menulis malas, dia udah mulai menulis tapi ogah-ogahan, merasa
terpaksa, dan hidup dalam penderitaan. Haisssh.. sorry..sorry rada ngaco. Maksudnya adalah dia udah nulis, udah menghasilkan tulisan, terserah deh mau satu kalimat, 2 kalimat, 1 paragraf, ato satu cerpen (huahaha klo dah satu cerpen mah udah bukan nulis sambil malas-malasan itu mah..ngacoo). Gini deh. mudahnya menulis malas dah ada result yakni tulisan, hanya saja kualitas tulisan bagaikan air di daun talas, lari kemana-mana sebab nulisnya ogah-ogahan. (sorry ya klo aq menggunakan pribahasa gak pada tempatnya. bingung mau nyari pribahasa yang gimana lagi). Tapi gak masalah, lambat laun setelah berulang kali dibaca, maka kualitas tulisan akan meningkat. "klo males baca gimana?" Yaudah, buka baju terjun ke sumur aja yaa.

So, musuh besar umat manusia yang paling utama adalah syaitan dan kedua adalah hawa nafsunya. ehh.. maaf2. salah konteks. tapi betulkan. ok balik ke menulis, musuh besar para penulis adalah rasa malas dan malas-malasan. Oleh karena itu, sobatku yang setia membaca tulisan ini ampe mata berair. Klo mata udah berair itu klo gak sakit mata ya ngantuk. haish.. ngaco lagi. ulang...ulang. Oleh karena itu, kawan, jangan mau
kalah ma kata "malas" ya

billahi taufik wal hidayah
wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh.

NB: tunggu tulisan selanjutnya ttg pengalaman seorang pharmacist di malaysia. hihihihi^^

Read More......