....ngecek bahan buat mengajar esok pun sudah saya lakukan, walaupun sempat cemas juga bakalan gak mencapai target silabus yang ada. Kadang terfikir bahwa silabus ini banyak gak nyambungnya dengan phamaceutical technology. Bahkan konsep pharmaceutical technology yang lebih pada manufacturing, sering tercampur dengan compounding and dispensing.
Yah, begitulah kalau program diploma farmasi hanya rumuskan oleh 1 orang farmasis (saya lebih senang menyebutnya apoteker). Tapi tulisan kali ini bukan ingin menyalahkan institusi pendidikan tersebut. Enggak..salah menyalahkan bukanlah saat yang tepat. Mungkin perbaikan insyaAlloh bisa dilakukan untuk semester berikutnya. Tentunya, konsekuensi saya harus terlibat di dalamnya.
Sangat menggiurkan. Coba bayangkan, gaji yang mereka tawarkan tidak kurang dari RM4500. Sila dikali Rp 2800. Praktis lebih dari 10jt. Wooow, siapa yang berani memberikan kompensasi begitu besar di negeri ini pada orang seperti saya? Jawabnya no one can.
Namun, seperti biasa..tidak semua paham dengan pilihan yang sedang saya hadapi. Bahkan, beliaulah yang menganjurkan dengan tanda seru bahwa saya harus melupakan pilihan itu. Dan untuk kesekian kalinya keimanan saya teruji untuk melepaskan pilihan tersebut dan menyerahkan kepada Alloh azzajalla seraya bergumam, "Alloh pasti tau yang terbaik buat saya." Keywordnya 2S, sabar dan syukur.
Perhatian saya kembali tertuju pada lembaran-lembaran dunia maya. Lebih menarik...lebih berwarna..lebih interaktif. Hingga pada akhirnya terpampang tulisan besar yang menghalangi perjalanan saya malam ini
Waktu banyak dihabisakan di dunia maya. bermanfaatkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar